03.50 WIB
Pagi ini aku bangun lebih awal, beberapa bayangan lalu lalang dalam mimpi ketika aku tertidur. Sehingga membuat aku terbangun sepagi ini. “Eh iya… Lupa hari ini harus masak buat dia” itu yang terlintas ketika aku pertama kali membuka mata dalam gelapnya ruangan kamar. Aku mulai turun untuk mengendap-ngendap ke lantai bawah. Kali ini waktu menunjukan pukul 04.10, aku masih berfikir… ini masih terlalu pagi untuk melakukan aktivitas di suasana perkotaan.
Akhirnya aku mempersiapkan semua peralatan masak beserta bumbu dapur yang sudah aku beli 2 hari sebelumnya. Sambil menunggu air mendidih, aku melaksanakan ibadah malam terlebih dahulu. Karena aku pikir 1,5 liter air akan memakan waktu 30 menit untuk mencapai titik didih 100o. Dan ternyata kurang dari 25 menit, air sudah mendidih saat aku selesai dengan sholat malamku.
Aku terus memandangi handphone yang sudah 2 hari tidak ada inbox maupun telepon masuk. Sebenarnya ini membuat pulsa yang sudah aku beli akan lebih irit, karena tidak harus membalas pesan tidak penting yang masuk ke handphone low budget-ku. Namun kali ini lain… aku malah ingin menggunakan semua isi pulsaku untuk meleponnya. Walaupun akhirnya aku mengurungkan niatku karena pasti akan sangat mengganggunya.
Aku mulai memasukan ayam yang sudah aku janjikan menjadi olahan special yang akan dia santap siang atau sore ini. Aku akan membuat sajian tulang lunak dan di campur dengan bumbu yang aku pelajari, ditambah improvisasi dari beberapa bumbu lain. Dan… 1 jam sudah lewat dan masakan ayam yang pernah dia tanyapun jadi dalam waktu singkat. Ayam Mentega bakar rasa barbeque sudah siap kubungkus dengan aluminum foil. Dan sajian ke-2 yang kubuat adalah dry sandwich cheese, sebenarnya hanya sajian sandwich sederhana yang kugoreng dulu roti gandumnya. Lalu aku campur keju dan beberapa selada dan mayonnaise kedalam roti, dan aku kukus selama 30 menit.
“Sempurna… bahkan masak di pagi hari jauh lebih tenang daripada memasak di siang hari”
Dan makanan siap untuk diberikan kepadanya…
05.10 WIB
Aku masih terus memandangi handphone yang tergeletak di sebelah kiri sajjadahku seusai sholat subuh. Aku lalu memindahkan masakan yang sudah aku buat kedalam rice cooker supaya makanan tetap hangat. Aku memutuskan untuk keluar rumah sebentar untuk menatap langit, “semoga hari ini tidak hujan deras” ucapku dalam hati. Aku bergegas mandi, mengechek barang-barang yang akan aku bawa, dan album digital yang memang sudah aki janjikan bersamaan dengan masakan yang aku buat hari ini. Semuanya sudah berada dalam tas besarku sekarang.
Setelah semuanya selesai, aku membereskan kamar dan menyapu bagian dalam rumah. Ada beberapa hal yang aku lupakan sebelum aku berangkat menuju kampus… aku lupa menjemur pakaian dalam yang tadi pagi aku cuci sehingga masih menggantung di kamar mandi. Dan menurutku, itu adalah sebuah pemandangan yang tidak indah.
Jalan dipagi ini tidak begitu sepi, aku hanya berjalan mengendarai motor dengan kecepatan 25Km/Jam karena banyaknya kendaraan roda empat yang berbaris dan berhenti seenaknya. Jam sudah menunjukan pukul 06.45 dan aku masih terjebak di panjangnya jalanan kota Bandung di pagi hari.
08.00 WIB
Mata kuliah di pagi ini sudah berjalan 20 menit, aku kembali mengechek keadaan makanan yang aku bawa. Karena aku hanya men-set suhu hangat makanan, untuk bertahan selama 8 jam, dan semoga makanan ini tetap membuat hangat tenggorokannya. Aku kembali menengok handphoneku yang berada di saku kiri jaket yang aku pakai. Sedikit tidak percaya dengan sms yang dikirimkan melalui Blackberry miliknya. Namun aku yakin bahwa sms tersebut tidak pernah diketik oleh dirinya, dan apa yang ditulis oleh seseorang (*sumpah gw juga gak tau siapa tu makhluk) pati langsung dihapus. Sehingga yang ada di inbox terakhir adalah pesan dariku yang berisi ketikan sms yang memang aku tujukan untuk si pria tersebut. Yang pasti aku masih menyimpannya dan ingin menanyakannya suatu hari nanti.
10.00 WIB
Waktu kuliah usai dan aku menunggunya di laboratorium radi di kampus. Dari pukul 10.01 aku menunggunya, berharap dia akan memaafkanku atau setidaknya meminta maaf atas perlakuan sang pria dekatnya.
1 jam berlalu…
2 jam berlalu…
Hingga aku melihat jam menunjukan pukul 14.55 WIB, tidak ada kabar dan sms yang mengabarkan bahwa dia akan mengambil apa yang sudah aku buat pagi ini, dan apa yang sudah aku kerjakan dalam waktu satu minggu ini untuknya. Aku melihat jam dinding yang berada di lab, “17.21… Kayaknya emang dia lupa, mungkin emang pingin ngelupain apa yang dia minta dan apa yang udah aku janjiin siih. Damn!! Pulang akh” aku menggerutu dalam bisikan kecil yang tidak mungkin di dengar oleh siapapun yang ada di sekitarku saat ini. Dan hasil dari hari ini hanyalah sia-sia… Tidak ada permintaan maaf, tidak ada penjelasan, dan masakanku kali ini lebih pantas disebut dengan ayam mentega rasa sampah. Karena semua hasilku di hari ini masuk kedalam tempat, dimana setiap orang enggan bahkan tidak sudi untuk menyentuhnya, menjijikan, dan tidak layak untuk diterima. Hmmm… semoga malam ini aku bisa tidur nyenyak dengan semua kerja keras yang tidak terhargai.